Selasa, 27 Desember 2011

Life at 20

Graduation dinner sama sepupu gua (tengah) dan temannya
Aihhh... sooootoooyyynyooooo dirimuuuuuuu masbraamm!

Eniwei semakin umur bertambah, frekuensi orang memanggil dengan sapaan Tyo mulai berkurang dan lebih banyak memanggil dengan Bram. Kenape? Muke gua horor.. is it clear?? 

Begini ya adik-adik yang masih labil, saya juga masih labil. Eits.. siapa bilang kalian setelah masa ababil akan langsung memasuki fase dewasa yang tanpa ke-labil-an. Hihihi, kayaknya kaga gitu juga ah! Tahun ini umur gua 20 tahun.

20 tahun sodara-sodara.. let me clear it..
DUA PULUH TAHUN

Ohohoho.. Bisa dibayangkan saat ditanya umur berapa, gua sering menjawab tidak sadar : sembilan belas. Padahal udah kepala duaaaa!! 

Kayaknya di foto ini kita lagi bersenang-senang ya. Bahasa elitnya katarsis* (istilah psikologi dari Eugene Breurer saat menangani pasien-pasien histeria. Breurer menyebutkan istilah ini kemudian dikembangkan oleh Sigmund Freud menjadi teknik free association ), dinamika keuangan di umur dua puluh kadang terlihat indah pada teman-teman dibawah umur dua puluh. Kayak gua, kudu irit-seirit-iritnya. 

Apa aja sih enaknya berumur kepala dua

- Pulang malem juga oke.. (jarang sih, karena gua jam 10 aja suka udah ngantuk pas weekend)
- Umur 21 udah legal beli beer
- Umur 18 udah lewat, sepupu lu udah gak lagi ngajak nge-mall : let's have some drink! You're grow up man! 

Itu doang.. 

Selebihnya umur ini berisi tugas-tugas perkembangan seperti pacaran (sementara gua masih aja jomblo), tugas-tugas kuliah, belon lagi kalau lumayan aktif berorganisasi, merencanakan masa depan (selesai S1 Psikologi mendaftar kepolisian), bahkan.. ancang-ancang skripsi!!! Semua hal ini terkadang membuat saya lelah dan kehilangan me time, namun kalau dijalani dan diselesaikan satu per satu.. lumayan juga hasilnya, daripada lu manyun! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar