I guess.. lu cuma butuh buku Baron, Branscombe & Byrne buat besok - Horatio Caine |
*jangan ditiru ya, ketauan kalau di kelas pas dosen kasih pemaparan dan bentrok sama mood yang ga asik, atensi ke dosen melipir ke layar BB/laptop/iPad/Galaxy Tab*
Cuma inget saat presentasi psikologi terapan : ngerusuhin satu kelas dengan pemaparan kelompok tentang perilaku kriminal.
Terkadang bingung dan kesal kalau mempelajari satu mata kuliah yang menurut kita ga jelas juntrungannya. Ini maksudnya apa..penerapannya gimana.. Setelah saya mendapat 'hidayah' *err..euh..* bahwa saya sedang mempelajari manusia secara sosial... Gotcha! Runutin aja pembentukan perilaku di satuan individu sebelum masuk ke dalam satuan kelompok.
Wah mana udah magrib, tadi siang mantengin laptop karena mesti ngirim slide ke temen, mana slidenya banyak.. Bla bla bla..
*terdengar suara buku tebal dan kulit beradu*
Ok! Psisos 1 gua lulus, psisos 2 performa gua meyakinkan dan harus dapet A! Nilai A adalah harga mati!! Eniwei psikologi sosial masuk ke perilaku kriminal. Jadi mesti wajib banget deh ngerti pembentukan perilaku manusia dalam ranah sosial. Cuy! Walopun open book yah dan masbram menguasai buku pedoman psikologi sosial berbahasa Inggris, tapi kalau kaga ngerti hakikatnya (cih! Hakikat..macam belajar filsafat ilmu dan logika saja lau!- Jakaticon Rojanol, mahasiswi psikologi yang punya cem-ceman berwujud manusia setengah medussa) ya wis yuk dadah bye bye!
Belajarpun cuma dasar-dasarnya, tentang diri manusia. Psikologi sosial - diri manusia - konsep diri - self esteem/harga diri/evaluasi diri - efikasi diri/self efficacy - self knowledge - self presentation pada tingkat dasar dilanjutkan pada interpersonal attraction - close relationship - prosocial behavior - aggression - people in group.. *yang ngetik ngos-ngosan* leadership - decision making..
It won't be easy,
I think.
Malam itu akhirnya cuma belajar pembentukan diri secara sosial dan beberapa dari pembentukan diri dalam grup sosial. Waktu menunjukkan hampir tengah malam, udara semilir dingin menyenangkan, proyeksi-proyeksi kognitif tentang nyamannya tempat tidur mulai menggantikan proyeksi kognitif bagaimana cinta itu terbentuk dalam psikologi sosial.
Keesokan harinya..
Didepan saya sudah terdapat buku psikologi sosial yang dulu dianggap kurang jelas dibanding buku psikologi sosial karangan Prof. Sarlito, bolpen gratisan dari World Bank, soal, kertas ujian plus dosen tercinta, Pak Haris yang bertindak sebagai pengawas yang hobby-nya nyelain mahasiswa senior.
5 kasus, pilih 2, jelaskan dinamika psikologi sosialnya.
- Kasus tawuran
- Kasus demonstrasi kepada presiden
- Kasus perceraian artis yang kaga ada angin kaga ada hujan tau-tau cerai
- Kasus pembiaran anak kecil dua kali dilindes mobil baru ditolong
- Kasus ababil terlibat kriminal. dengan teman-temannya dari kalangan ekonomi menengah untuk kepentingan penerimaan diri secara sosial.
Kayaknya gua abis waktu buat baca seluruh kasus dan milih teori. Maklum, dosennya peneliti, teori kurang deskriptif terhadap kasus. Nilai kurangin! Mahasiswa kurang menggambarkan variabel dalam dinamika perilaku, nilai kurangin! Mahasiswa gosipin si dosen, langsung drop out dari kampus *ehem..hiperbol*. Dosen tiba-tiba masuk ke kelas mahasiswa saat ujian mata kuliah yang bukan 'lahannya', mahasiswa bilang : wahh terjadi cinta nih, cek buku Baron, Branscombe, Byrne bab close relationship cing!!!
Dua kasus gua pilih tentang pembiaran terhadap anak kecil sama perceraian. Teorinya mulai dari prososial, gambaran hubungan antara anak-ibu, konformitas, kepatuhan buat kasus pertama.
Malam itu akhirnya cuma belajar pembentukan diri secara sosial dan beberapa dari pembentukan diri dalam grup sosial. Waktu menunjukkan hampir tengah malam, udara semilir dingin menyenangkan, proyeksi-proyeksi kognitif tentang nyamannya tempat tidur mulai menggantikan proyeksi kognitif bagaimana cinta itu terbentuk dalam psikologi sosial.
Keesokan harinya..
Didepan saya sudah terdapat buku psikologi sosial yang dulu dianggap kurang jelas dibanding buku psikologi sosial karangan Prof. Sarlito, bolpen gratisan dari World Bank, soal, kertas ujian plus dosen tercinta, Pak Haris yang bertindak sebagai pengawas yang hobby-nya nyelain mahasiswa senior.
5 kasus, pilih 2, jelaskan dinamika psikologi sosialnya.
- Kasus tawuran
- Kasus demonstrasi kepada presiden
- Kasus perceraian artis yang kaga ada angin kaga ada hujan tau-tau cerai
- Kasus pembiaran anak kecil dua kali dilindes mobil baru ditolong
- Kasus ababil terlibat kriminal. dengan teman-temannya dari kalangan ekonomi menengah untuk kepentingan penerimaan diri secara sosial.
Kayaknya gua abis waktu buat baca seluruh kasus dan milih teori. Maklum, dosennya peneliti, teori kurang deskriptif terhadap kasus. Nilai kurangin! Mahasiswa kurang menggambarkan variabel dalam dinamika perilaku, nilai kurangin! Mahasiswa gosipin si dosen, langsung drop out dari kampus *ehem..hiperbol*. Dosen tiba-tiba masuk ke kelas mahasiswa saat ujian mata kuliah yang bukan 'lahannya', mahasiswa bilang : wahh terjadi cinta nih, cek buku Baron, Branscombe, Byrne bab close relationship cing!!!
Dua kasus gua pilih tentang pembiaran terhadap anak kecil sama perceraian. Teorinya mulai dari prososial, gambaran hubungan antara anak-ibu, konformitas, kepatuhan buat kasus pertama.
Buat kasus kedua pake teori terbentuknya cinta, bagaimana pernikahan bisa long-lasting. Itu berape teori?? Enam teori juragan!! Nulis dan analisa enam teori itu bikin manyun bin cenat-cenut tangan. Belon lagi saat social comparison sama kursi sebelah..
"Anjrot!! Itu kok pada bikin novel sih di kertas ujian??" (Baca : kok jawabannya panjang-panjang amat sih? Padahal sama-sama aja teorinya!)
Yah kalo yang sehari-hari kepinteran, pas UAS bikin 'novel' atau 'outline' skripsi itu mah wajar!
Lah yang masuk kategori mahasiswa psikologi distribusi normal?? Itu indikasi terdapat korelasi positif signifikan antara variabel teknik ujian open book dan variabel minat belajar siswa!
Kalau saya : "Aduh! Itu pada bikin outline skripsi ya???" <-- efek sering membantu senior menyusun skripsi #tidakpenting! #abaikan! #banyakgaya!
Hasil social comparison dalam kelompok umur sama yang negatif akan memberi dampak pada menurunnya evaluasi diri/self esteem mahasiswa psikologi semester 3 serta perubahan locus of control internal..hingga menghasilkan perilaku-perilaku abstrak menjelang jam ujian berakhir.
Next pass : Basic of Psychological Testing
"Anjrot!! Itu kok pada bikin novel sih di kertas ujian??" (Baca : kok jawabannya panjang-panjang amat sih? Padahal sama-sama aja teorinya!)
Yah kalo yang sehari-hari kepinteran, pas UAS bikin 'novel' atau 'outline' skripsi itu mah wajar!
Lah yang masuk kategori mahasiswa psikologi distribusi normal?? Itu indikasi terdapat korelasi positif signifikan antara variabel teknik ujian open book dan variabel minat belajar siswa!
Kalau saya : "Aduh! Itu pada bikin outline skripsi ya???" <-- efek sering membantu senior menyusun skripsi #tidakpenting! #abaikan! #banyakgaya!
Hasil social comparison dalam kelompok umur sama yang negatif akan memberi dampak pada menurunnya evaluasi diri/self esteem mahasiswa psikologi semester 3 serta perubahan locus of control internal..hingga menghasilkan perilaku-perilaku abstrak menjelang jam ujian berakhir.
Next pass : Basic of Psychological Testing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar