Rabu, 29 Februari 2012

Surat Berisi KHS

Rese ya kampus, giliran IP gua agak gak beres dikit aja, surat langsung dikirim ke rumah. Perasaan dua semester lalu gak gitu-gitu amat. Memang sih kalau dibanding semester I, IPS gua bisa dibilang terjun bebas 0,24 poin. Entah kenapa walau terjun bebas, tapi kualitasnya gua rasa beda banget antara semester I sama III. Karena di semester I ada nilai C, sementara di semester III dengan segala kegilaan, kesibukan, kerumitan perkuliahan, gak ada nilai C sama sekali. Puas sekali rasanya!

Nyokap cukup udah pewe bahkan kaget ngeliat IP gua bisa nembus diatas 3,00. Sayang ada hal yang bikin beliau kecewa, di surat masih tertera nama bokap. Gua lupa ngubah atas nama siapa surat itu dikirim ke rumah. Ke bokap? Bokap gua aja bisa dinyanyiin pake lagu Ayu Ting Ting : kemana...kemana...kemana.... Sayang aja self esteem gua udah bagus, jadi sosok bokap proporsinya gak gede banget lah yau.


As I Grow Up

Gua sendiri kurnag tahu pandangan ideal dari siapa menyebutkan semakin anak bertumbuh dewasa, maka kualitas komunikasi interpersonal anak-orang tua akan lebih baik. Sementara saat belajar psikologi perkembangan, gua belum menemukan pembuat teori yang menyebutkan hal demikian. Lucunya, saat kemarin membahas soal dewasa (yang nulis blog udah masuk usia dewasa awal). Sebaliknya, konflik malah diperlukan untuk perkembangan psikologi dewasa awal, tapi jumlah konflik juga gak boleh banyak-banyak. Entar adanya malah stress, berabe brohh! Used to be, bertigaan dirumah (gua, nyokap, kakak) sangat sulit berkomunikasi. Variabel bebas seperti kesibukan, gak termasuk variabel yang berpengaruh kenapa kita bertiga sulit berkomunikasi. 

Namun, semkain kesini, walaupun nyokap sibuk di kantor, kakak sibuk di kantor, gua sibuk di kuliah. Gua merasa kualitas kita berkomunikasi sudah mulai menuju arah positif. Mungkin karena anak keduanya kuliah psikologi, sehingga baik kakak dan nyokap merasa lebih percaya kalau cerita-cerita dan mengungkapkan pendapat. Psikolog gitu.. 

Seandainya bokap ada, mungkin hal ini lebih baik, kenyataannya. Bokap gak pernah ada, jadi syukuri apa yang ada. Toh sekarang nyokap udah punya dua laki-laki dewasa yang bisa diajak dialog. 

Selasa, 07 Februari 2012

Pra-Ujian Dasar

Selamat malam bloggerworld,

Malam ini post berjudul Pra Ujian Dasar, kenapa saya menyebut istilah ini? Sebenarnya saya menggunakan istilah ini karena pendidikan psikologi memang panjang dan menuntut kesabaran yang tinggi.

Kalau di Universitas Paramadina, senior sering memberitahu saya salah satu syarat jadi mahasiswa psikologi adalah mampu melewati seluruh mata kuliah di Semester V. Menurut pengakuan senior, disini mahasiswa diuji ketahanan fisik dan kognitifnya. Karena di semester ini mahasiswa akan berhadapan dengan tugas setiap minggu dari tiap mata kuliah, ditambah dengan tutor tes-tes psikologi seperti tes bakat, tes intelijensi, penyusunan skala psikologi (konon ini adalah mata kuliah yang menjadi indikator dasar *lap keringat di jidat, fisik menunjukkan ekspresi kecemasan* di 'ujian dasar').

Sementara saat ini saya sudah memasuki semester empat, sekiranya akan selesai dalam kurun lima bulan kedepan. Setelah itu saya akan memasuki semester lima.. semester ujian dasar.

Yah, siap tidak siap semua harus bisa dilewati dan lulus.

Tugas-tugas mulai berdatangan satu per satu, bedah jurnal, siapkan materi untuk pertemuan berikutnya, bentuk grup 2-3 orang atau 4-5 orang, atur kelas pengganti karena dosen bersangkutan tidak bisa hadir, mendadak agenda panduan mahasiswa penuh dengan seluruh peraturan di tiap mata kuliah.

Rabu minggu ini, kelas pengganti psikologi perkembangan II di mana lagi-lagi saya jadi penanggung jawab kelas. Kalau boleh jujur sudah hampir empat semester selalu saya yang jadi penanggung jawab kelas. Sekarang ibarat di sebuah divisi, saya sudah menjabat sebagai kepala penanggung jawab kelas. Sekalipun teman-teman yang lain menjadi penanggung jawab kelas, tetap harus dibawah pengarahan saya. Kalau dulu mungkin saya bisa-bisa saja menerima sampingan sebagai penanggung jawab kelas, namun saat ini, peran saya tidak hanya sebagai mahasiswa, juga sebagai ketua Himpunan Mahasiswa. Hal ini menjadi tantangan karena pada kehidupan di jenjang pendidikan terdahulu saya mana pernah ikut campur urusan manajemen kelas. Beruntung sekarang saya ada di kelas yang teratur dan terkoordinasi walaupun perilakunya berantakan dan menyenangkan.
emudian

Sebagai pemanasan pada mata kuliah ini dosen menugaskan mahasiswa untuk berbincang dengan individu remaja dan dewasa. Remaja dibatasi umurnya di rentang 13-19 tahun, dewasa rentang umurnya dimulai dari 25 tahun sampai.. sampai.. sampai dewasa akhir kalau bisa dapat subjeknya. Batasan lainnya adalah subjek dari kedua kohort (grup umur) ini harus stranger, hal ini menjadi tantangan bagi individu yang gak bakat jadi psikolog (iya, termasuk yang nulis blog ini). Ha ha ha..

Akhirnya selesai kelas psikologi Industri Organisasi dan ngobrol-ngobrol lucu sama dosen di ruang program studi, saya ngajakin Ola - teman sekelas yang asik banget kalau udah urusan tugas-menugas ke convinience store berjudul Seven Eleven Jl. Balai Pustaka..

*lanjut di post lainnya ya*

Selasa, 31 Januari 2012

Kuliah Nggak Kuliah, Nugas..

Kisah ini berawal dari Senin sore seusai kelas psikologi perkembangan II dimana saya ditonjok, uhuk, maksudnya ditunjuk sebagai penanggung jawab kelas (saking dosennya percaya banget ya sama saya huhuhu.. efek negatif terlalu akrab sama dosen) dan beliau mendoakan semoga dengan menjadi ketua kelas saya bisa sambil melepas masa lajang (dan gua tau itu gak ada hubungannya..bisa-bisanya aja dosen sama anak-anak di kelas 107 pada membuat skenario biar gua yang kirim-kirim e-mail isinya materi ke mereka aaa.. zzzzz).

Seusai kelas, gua berjalan ke area rektorat, tiba-tiba muncul Bu Ayu-dosen metode penelitian kuantitatif dan Psikologi Industri Organisasi. Sekedar gossip, katanya dosen ini killer. Katanya.. kalau kata guru IPA gua jaman SD - Pak Saiman, jika mendengar kalimat dengan katanya, maka info tersebut perlu diuji validitasnya (asek.. campur sama psikometri nih ye bahasanya)

"Tyo, besok saya nggak bisa ngajar karena ada keperluan, tolong arrange kelas pengganti.."


BESOK LIBUR!


YEAAAY! *kebas-kebas tali kolor*

Heh, dasar mahasiswa malas, gua sih pantes bilang diri gua males. Kerjaan gua udah kayak apaan, nongol sebelon anak-anak nongol dan pulang sesudah anak-anak psikologi pulang. Gila gak sih? (nggak tuh - polantas) (aah diem deh lu pak! - gua) Gila buanget, sumpah lo kasihan banget *entah kenapa belakangan ini penulis blog sering mengasihani diri sendiri, abaikan saja*

Selesai arrange kelas, jemput nyokap.. kita lanjut keesokan harinya.

Hari ini tugas gua adalah ngambil mobil dinas nyokap. Tugas kuliah? Ah, lupakan.. Semakin kesini saya mesti menyampingkan tugas kuliah, kuliah gak keurus juga gak masalah. Rese kan? Giliran gua udah semangat kuliah, ada aja penghalangnya.

Beh, lu mesti tau gan.. Kuningan siang hari macetnya jahanam. Dari mau ambil mobil, keluar bengkel, macet-macetan depan Ambasador (hakikat macetnya itu tidak gua pahami sama sekali). Perasaan nih mobil udah enteng-enteng aja.

Nah, sore harinya gua ganti mobil nih.

Terus gua nyetir.. eh buset, kok mobil yang ono lebih enteng daripada yang entu ya??

Pesan moral : apabila anda jenuh dengan mobil baru, cobalah anda mengemudikan mobil yang butut.. sehingga saat mengendarai mobil baru, rasanya feelin' so fly like A G6.

Minggu, 29 Januari 2012

Psychology Tragicomedy


Hadeh, gua lagi gak  bisa tidur nih di rumah ada renovasi kusen pintu. Maklum, rumah pakde yang udah gua tempatin sama nyokap dan kakak kusennya udah seumur Indonesia merdeka. Kusennya itu sedang mengalami pelapukan laten karena udah digerogotin sama rayap. Bete-nya poll ya, mana tadi siang sebelon tewas di tempat tidur juga nerima e-mail ajaib soal almamater SMA. Esmosi jiwa lah yau..

Bangun tidur, ngisep debu rumah.. buka Facebook, di newsfeed muncul seperti gambar seperti ini. Gambar ini khas dari 9gag.com (situs komedi yang lagi gua gandrungi), kalau kata yang bikin komik ini jenisnya rage comic. Rage comic, rage artinya ngamuk lho di bahasa Indonesia?

Thank's Zasha 'Jakaticon Rojanol', PSI'10 for make me trolololing in the deep! 

Literally, memang inilah yang terjadi pada para mahasiswa psikologi saat awam tahu mereka mahasiswa psikologi. Ada-ada aja, mulai dari curhat, baca kepribadian, psikolog = psikiater. 

Sabtu, 28 Januari 2012

I am Sad

Malm ni ditengah mengamati timeline twitter sementara setiap orang sibuk membalas dan melakukan aksi retweeting terhadap teman-temannya, tiba-tiba saya merasa sedih. Kok saya kehilangan banyak hal, tepatnya merasa kehilangan banyak hal sejak mulai mengabdi selama hampir empat semester. Banyak hal yang gua dengarkan, setiap hal yang ingin gua share selalu mendapat respon yang mengecewakan ditengah gua sendiri butuh dukungan.

Maka selepas semester empat ini, aku akan kembali merengkuh hidupku.




Minggu, 22 Januari 2012

My Wildest Dream

You have a wildest dream? 
I have than one, 


Let me share my wildest dream over here.. No matter what people saying, 

1) Mimpi paling liar yang pertama adalah menjadi perwira psikologi di polisi, menurut gua ini tingkat keliarannya udah lebih dari 10 pada skala satu sampai sepuluh. Karena tidak lama lagi akan terwujud.

2) Mimpi paling liar yang kedua adalah menjadi bapak yang selalu ada buat anak-anaknya. Bisa belajar menyayangi anak, mendidik mereka, mengajak mereka bersenang-senang dan melepas mereka sebagai individu unik. Skalanya adalah 20 dari satu sampai sepuluh (bener-bener gila).

3) Mimpi paling liar yang ketiga adalah memiliki keluarga yang utuh, ada gua sebagai bapak, pasangan sebagai ibu dan anak-anak yang..ya anak gua, seimbang. Disiplin iya, ngocol juga iya. Skalanya..gak terbatas. Seratus? Lebih.. tidak ternilai.