Rabu, 18 Januari 2012

Lepas..Dinas..Malah..Dipanggil..Lagi..

"UAS SELESAIII!!!" raung gua dalam hati,

plentung!


BBM masuk..

-seorangtemanlamayangkurindulamatakbertemupascalulusSMA-

BROOO NGUMPULNYA JUMAT YA? SABI KAN?

-balasandarigua-

Woles sist! Pokoknya jadwal gua Jumat buat lu!

Ke lokasi tempat para petinggi mahasiswa,

"Yo, Senin datang ya ada studi banding."

draft : *rrrr... I need vacation.. I think I'm going to burnout-psychologically. Need CTO!*
sent : "Ok.. Pasti gua dateng."

Minggu malam..

BBM masuk..

-sesamajenderalbedakecabanganBBM-

Yo, besok dateng ya studi banding. Siapin materi keorganisasian.

DAFUQ??
FFFFFFUUUUUU???

draft : *buset..gua kan orang lapangan, ble'e soal organisasi*
sent : "On progress!"


Bikin powerpoint presentasi, terus lupa kalo nyalain laptop pake listrik *efek baterai bocor*, terus laptop gua pindahin karena ibunda tercinta mau pinjem kirim e-mail. Recently laptop nyokap entah kenapa gak bisa dicolokin internet. Padahal tanpa harus setting aneh-aneh, colok kabel, langsung bisa dipake.

Keesokan paginya..

*buka laptop lagi.. file presentasi mau dimasukin ke flashdisk*

Starting Windows
Welcome
bla bla bla bla
Microsoft Powerpoint 2010
Recent Documents

KEMANA FILE TADI MALEM YAK?? PERASAAN UDAH GUA SAVE

dafuq.

Mesti bikin lagi.. Sialan.

Sampe kampus

EH ITU DOKUMEN JAHANAM BARU ADA AUTORECOVERY-NYA.
NGESELIN GAK SIH?

*tsk...tsk..psikolog harus tenang*

Co-paste.. presentasi siap!

APAA?? MALEM-MALEM BIKIN PRESENTASI?? FFFUUU!



Beruntungnya bro.. gua bikin presentasi yang sifatnya gestaltis alias keseluruhan. Yaiyalah, namanya juga psikolog, kerjaannya nanganin orang, orang sekalipun dia difabel tetep aja harus dilihat secara keseluruhan. Walhasil tanpa gua sadari udah bikin satu presentasi yang cukup komprehensif. Seusai presentasi saya dihampiri dan ngobrol dengan Tommy Gultom dari Biro Pengembangan Organisasi - HIMAFISIPAL (panjang yah nama HIMA mereka).

Well.. gua puas dengan studi banding kali ini, terus pas gua sadari.. gua udah mewakili HIMA Psikologi.
Apakah kepikiran sampe sejauh ini? Boro-boro..










Random Notes At My Holiday

*Recently woke up*
*Yawning*
*Log on to 9gag.com*

DAFUQ!
FFFUUUUU!!

GARING!

*beralih ke blogger*

KENAPE LIBUR CUMA SEMINGGU?? Sungguh almamater gua kali ini jahanam.

*garuk-garuk tembok*

Eniwei temen-temen yang kupu-kupu aja ngeluh, apalagi gua yang full-time-psychology-soldier. Come when people just wake up, go home when people sleep. *tsaah*

Namun Tuhan sungguh adil, walaupun saya lelah, namun masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama teman-teman tercinta. Besok makan-makan sama Zasha yang birthday girl tanggal 11 Januari. Terus hari Jumat besok akan kembali berkumpul bersama sahabat tercinta, Mikha dan Kristelin (yay! Well apalagi nih yang harus kita achieve? Jadi alumni PL-Tarki? DONE! Hahahaha!).



Senin, 16 Januari 2012

Proficiat Statistica Psychologos

Alah.. ngasal euy judulnya, maksud saya biar keren. Karena kalau judul "Proficiat Statistika Psikologi" dirasa kurang meriah. Aseek..

Pagi ini proficiat langsung meluncur dari mulut seekor Bramantyo saat mendengar kabar nilai Statistika II sudah keluar. Sebagai calon psikolog yang ingin berkarya sebagai Unit Analisa Perilaku di kepolisian dengan latar belakang minimnya stimulus untuk bagian penalaran logika.. sungguh sebuah penderitaan saat pertama kali  belajar hitung-hitungan di psikologi. Mending gua belajar filsafat yang dinilai lebih sadis sama satu kelas. Ha ha ha!

Naah.. pagi ini setelah login ke Sistem Informasi Akademik Paramadina alias SIAP, tahu-tahu muncul nilai

B -

YEAAAAHHHH!!!

Akhirnya dapet nilai B-

Terus gua pengen joget-joget nista gitu di kantin.. kayak iklan salah satu seluler kenamaan negeri.


YES! IPK BISA DI ATAS 3,00 SEMESTER INI!!

Yep! 

Alhamdulillah.. proficiat Bramantyo Adi!

Rabu, 04 Januari 2012

"Bapak..."

Pak Bramantyo
Masih misteri kenapa banyak yang suka manggil gua dengan 'bapak' daripada 'mas'. Paketu atau Pak Ketua (yah, efek jabatan jadi kepala pembantu mahasiswa psikologi) - belakangan sangat santer di kampus. Nah, kalau dikampus begitu, rupanya di luar, apalagi kalau jalan sendiri nyetir mobil, pasti selalu disapa : pak. 

Ceritanya, ditengah hujan mengguyur Jakarta, nyokap minta tolong anterin fotokopi sama beli sepatu. Selesai fotokopi, mobil bergeser ke mall yang gak jauh dari tukang fotokopi (cuma muter yeh!). 

Saat mau keluar dari parkiran, 

"Pak, mau keluar ya?"
"Ya, mau keluar,"

Tidak ada hal yang aneh sampai nyokap masuk mobil sambil cekikikan  puas banget : 

"Hahahaha kamu dipanggil bapak-bapak melulu." 

Hadeh.. perasaan gua gak kumisan amat, gak buncit-buncit amat perutnya, suara juga gitu-gitu aja. 

Kebiasaan beberapa orang memanggil gua dengan bapak, bahkan sukses membuat polisi ngakak saat lari pagi. 

Uhuk.. wibawa gua udah skip, dari ababil langsung jadi bapak-bapak. 


Selasa, 03 Januari 2012

Social Psychology II : Passed!!

I guess.. lu cuma butuh buku Baron, Branscombe & Byrne buat besok - Horatio Caine
Buset gua selama satu semester, uhuk.. Bahkan dua semester belajar psikologi sosial apa maknanya ya?

*jangan ditiru ya, ketauan kalau di kelas pas dosen kasih pemaparan dan bentrok sama mood yang ga asik, atensi ke dosen melipir ke layar BB/laptop/iPad/Galaxy Tab*

Cuma inget saat presentasi psikologi terapan : ngerusuhin satu kelas dengan pemaparan kelompok tentang perilaku kriminal. 

Terkadang bingung dan kesal kalau mempelajari satu mata kuliah yang menurut kita ga jelas juntrungannya. Ini maksudnya apa..penerapannya gimana.. Setelah saya mendapat 'hidayah' *err..euh..* bahwa saya sedang mempelajari manusia secara sosial... Gotcha! Runutin aja pembentukan perilaku di satuan individu sebelum masuk ke dalam satuan kelompok. 

Wah mana udah magrib, tadi siang mantengin laptop karena mesti ngirim slide ke temen, mana slidenya banyak.. Bla bla bla..

*terdengar suara buku tebal dan kulit beradu*

Ok! Psisos 1 gua lulus, psisos 2 performa gua meyakinkan dan harus dapet A! Nilai A adalah harga mati!! Eniwei psikologi sosial masuk ke perilaku kriminal. Jadi mesti wajib banget deh ngerti pembentukan perilaku manusia dalam ranah sosial. Cuy! Walopun open book yah dan masbram menguasai buku pedoman psikologi sosial berbahasa Inggris, tapi kalau kaga ngerti hakikatnya (cih! Hakikat..macam belajar filsafat ilmu dan logika saja lau!- Jakaticon Rojanol, mahasiswi psikologi yang punya cem-ceman berwujud manusia setengah medussa) ya wis yuk dadah bye bye! 

Belajarpun cuma dasar-dasarnya, tentang diri manusia. Psikologi sosial - diri manusia - konsep diri - self esteem/harga diri/evaluasi diri - efikasi diri/self efficacy - self knowledge - self presentation pada tingkat dasar dilanjutkan pada interpersonal attraction - close relationship - prosocial behavior - aggression - people in group.. *yang ngetik ngos-ngosan* leadership - decision making.. 

It won't be easy,
I think. 
Malam itu akhirnya cuma belajar pembentukan diri secara sosial dan beberapa dari pembentukan diri dalam grup sosial. Waktu menunjukkan hampir tengah malam, udara semilir dingin menyenangkan, proyeksi-proyeksi kognitif tentang nyamannya tempat tidur mulai menggantikan proyeksi kognitif bagaimana cinta itu terbentuk dalam psikologi sosial.

Keesokan harinya..

Didepan saya sudah terdapat buku psikologi sosial yang dulu dianggap kurang jelas dibanding buku psikologi sosial karangan Prof. Sarlito, bolpen gratisan dari World Bank, soal, kertas ujian plus dosen tercinta, Pak Haris yang bertindak sebagai pengawas yang hobby-nya nyelain mahasiswa senior. 

5 kasus, pilih 2, jelaskan dinamika psikologi sosialnya.

- Kasus tawuran
- Kasus demonstrasi kepada presiden
- Kasus perceraian artis yang kaga ada angin kaga ada hujan tau-tau cerai
- Kasus pembiaran anak kecil dua kali dilindes mobil baru ditolong
- Kasus ababil terlibat kriminal. dengan teman-temannya dari kalangan ekonomi menengah untuk kepentingan penerimaan diri secara sosial.

Kayaknya gua abis waktu buat baca seluruh kasus dan milih teori. Maklum, dosennya peneliti, teori kurang deskriptif terhadap kasus. Nilai kurangin! Mahasiswa kurang menggambarkan variabel dalam dinamika perilaku, nilai kurangin! Mahasiswa gosipin si dosen, langsung drop out dari kampus *ehem..hiperbol*. Dosen tiba-tiba masuk ke kelas mahasiswa saat ujian mata kuliah yang bukan 'lahannya', mahasiswa bilang : wahh terjadi cinta nih, cek buku Baron, Branscombe, Byrne bab close relationship cing!!!  

Dua kasus gua pilih tentang pembiaran terhadap anak kecil sama perceraian. Teorinya mulai dari prososial, gambaran hubungan antara anak-ibu, konformitas, kepatuhan buat kasus pertama. 

Buat kasus kedua pake teori terbentuknya cinta, bagaimana pernikahan bisa long-lasting. Itu berape teori?? Enam teori juragan!! Nulis dan analisa enam teori itu bikin manyun bin cenat-cenut tangan. Belon lagi saat social comparison sama kursi sebelah..

"Anjrot!! Itu kok pada bikin novel sih di kertas ujian??" (Baca : kok jawabannya panjang-panjang amat sih? Padahal sama-sama aja teorinya!)

Yah kalo yang sehari-hari kepinteran, pas UAS bikin 'novel' atau 'outline' skripsi itu mah wajar! 
Lah yang masuk kategori mahasiswa psikologi distribusi normal?? Itu indikasi terdapat korelasi positif signifikan antara variabel teknik ujian open book dan variabel minat belajar siswa! 

Kalau saya : "Aduh! Itu pada bikin outline skripsi ya???" <-- efek sering membantu senior menyusun skripsi #tidakpenting! #abaikan! #banyakgaya! 

Hasil social comparison dalam kelompok umur sama yang negatif akan memberi dampak pada menurunnya evaluasi diri/self esteem mahasiswa psikologi semester 3 serta perubahan locus of control internal..hingga menghasilkan perilaku-perilaku abstrak menjelang jam ujian berakhir.  

Next pass : Basic of  Psychological Testing

Senin, 02 Januari 2012

Now Watching : Criminal Minds

*autotext mupeng-mesra mode engaged!*
Dear creator of Criminal Minds

Kenape sih elu kepikiran bikin serial tentang dinamika perilaku kriminal?
Eniwei elu udah Ph.d ya di psikologi? Sungguh.. baru dua episode dari satu season gua tonton demi mempelajari penerapan psikologi di ranah kriminal dan hukum diriku dibuat menganga dan terkagum-kagum.
Lu lebih sesuatu banget daripada jambul khatulistiwanya Syahrini!

Gara-gara elu gua jadi kepingin masuk polisi terus gawe jadi analis perilaku, kalo kerjaan ntu gak ada di POLRI. Might be I'm the first behavioral analyst. 





Psychology Statistics

Seandainya covernya begini gua semangat belajar
Sebenarnya gua udah dikasih tau sama guru SMA kalau kuliah psikologi ada matematika-nya. You can't avoid it. Yah, setelah pensiun dari dunia hitung-hitungan di SMA selama kurang lebih 9-10 bulan, masuk semester dua.. di daftar mata kuliah ada tulisan :

STATISTIK 1


Okay.. agak berlebihan memang, sampe diganti warna font-nya jdai merah. Mengenang bagaimana histeria-nya mahasiswa psikologi yang enam bulan full belajar teori psikologi tanpa harus mengenal hitung-hitungan (tapi mengenal filsafat *nangis*). Yah kurang lebih ekspresi kita saat menjalani hal ini adalah sebagai berikut.

Afeksi yang ditampilkan fisik saat mendengar 'statistik'


Yah, menurut lu aja yang memiliki kecerdasan logika pas-pasan ditambah lagi kuliah psikologi dimana selalu ada sesuatu dibalik perilaku manusia. Eniwei, gua kayaknya terkutuk urusan itung-itungan, sampai senior menghibur dengan mengatakan : udah, lo skripsi kualitatif aja yo. Itu udah jalan hidup. 

Lucu kalau diinget-inget sampai sekarang bisa memahami statistik tingkat dua untuk psikologi. Sebenarnya sama aja sih statistik baik di psikologi atau di program studi lain. Gak ada yang nakutin banget. Kebetulan aja beberapa teman-teman gua di prodi seperti komunikasi, teknik informatika, manajemen dapetnya bener-bener gak pake dasar. Kalau di psikologi dapetnya dari dasar (dan harus gua akui akhirnya kalau mau jadi psikolog saklek juga harus bisa baca laporan statistik), kemudian materi di tingkat dasar itu bakal kepake lagi di tingkat lanjutan. Bisa dibayangin sistem memori belajar-ujian-lupakan sama sekali gak bisa dipake di psikologi.

Akhirnya setelah apes di statistik 1, di statistik 2 gua berusaha melawan kemalasan sama angka-angka. Kalau gak bisa di hitung manualnya, gua kejar di SPSS yang kebetulan lebih susah pula kalau gak ngerti dasar hitungan manualnya. Di akhir mata kuliah statistik II gua lebih banyak tersenyum melihat nilai kuis yang tidak memuaskan, setidaknya udah berusaha yang terbaik. Soal statistik di psikologi..mending dijalani, don't ask don't tell. Karena semester empat besok masih ada metode penelitian kuantitatif dan psikometri. 

Ok.. parabola ini menunjukkan tidak ada hubungan linieritas antara IV dan DV dalam uji analisa regresi
Hahaha.. tadi pagi konyol banget gua kejebak sama hitungan analisa regresi.

Eniwei bagi awam, biasanya gua suka kerjain : eeehh gua bisa ngeramal lhoo... *terus pada nengok gitu..beranggapan psikologi bisa meramal..padahal kaga*, tapi pake statistik.. *terlihat mas bram dilempari buku filsafat setebel naujubilah bin jalik sama pemirsa*

Ya, analisa regresi bisa digunakan untuk memprediksi atau bahasa primbonnya meramal. Namanya ngeramal ilmiah ya kudu pake data atuh!

Hipotesa 

Hipotesa null : tidak terdapat pengaruh signifikan antara frekuensi menonton sinetron terhadap perilaku bullying siswa 


Hipotesa alternatif : terdapat pengaruh signifikan antara frekuensi menonton sinetron terhadap perilaku bullying siswa

Uji linieritas.. sudah terpenuhi.. 

Bla bla bla bla.. 

Apakah persamaan regresi bisa digunakan untuk meramal? 
Tidak bisa..karena.. euh.. nilai residunya.. euh.. gua cuma inget semakin besar nilai residu maka persamaan regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan. Nih nilai residunya sih ada.. tapi standar amannya berapa yak?? (ah..skip..skip)

Seberapa besar sumbangan frekuensi menonton sinetron terhadap perilaku bullying?
Menurut hasil penghitungan nilai korelasi r/Pearson Product Moment menghasilkan skor 0,1789 <--bukan angka sesungguhnya ( >.< ) atau 17,89%. Sehingga ditarik kesimpulan frekuensi menonton sinetron terhadap perilaku bullying menyumbang sebesar 17,89% 

Soalnya apa lagi ya? Kalau gak salah gua sampai melampirkan jawaban sebagai berikut
Berdasar hasil hitung skor analisa regresi F-empirik menghasilkan skor 3,506 dan setelah dibandingkan dengan F-teoritik dengan signifikansi 5% dan derajat bebas 1 & 5 menghasilkan skor 5,32 maka ditarik kesimpulan tidak terdapat pengaruh signifikan antara frekuensi menonton sinetron terhadap perilaku bullying siswa. 

Selesai! Semester empat lanjut metode penelitian kuantitatif dan psikometri!

like it or not.. statistic in psychology just like balancing your brain. 
It's just bored when you're imagine how human treating each other, aren't you? 

Next pass : Social Psychology